Toyota Tanggapi Peluncuran Green Hydrogen PLN

Toyota Tanggapi Peluncuran Green Hydrogen PLN

 Indonesia menanggapi pengoperasian Green Hydrogen Plant (GHP) pertama dalam Indonesia dalam tempat area PLTGU Muara Karang. GHP mampu memproduksi 51 ton hidrogen hijau per tahun, lalu sebesar 43 ton diklaim dapat dimanfaatkan untuk 147 mobil yang digunakan menempuh jarak 100 km setiap hari.

Bob Azam, Wakil Presiden Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menjelaskan, pihaknya melihat pengembangan hidrogen yang digunakan mana masif sebagai material bakar transportasi masih sangat panjang di area dalam Indonesia. Hidrogen untuk sektor industri akan lebih lanjut besar mudah dilakukan.

Kendati demikian, peluncuran GHP merupakan pembuka terciptanya lingkungan kendaraan berbahan bakar hidrogen dalam negeri. Di satu sisi, pihak Toyota masih menunggu regulasi pengaplikasian hidrogen sebagai material bakar transportasi.

“Pertama belum ada regulasinya, belum ada standarnya. Itu yang menjadi tantangan ke depan. Kalau melebihi negara lain, seperti Thailand, sebanding merek belum ada standar, tapi merek sudah menyebabkan roadmap,” kata Bob ditemui dalam Jakarta, Kamis (12/10) sore.

Menurut Bob, Toyota sangat mengapresiasi dalam menjawab tantang transisi energi kemudian menuju net zero emission pada 2060. Dijelaskan Bob, transmisi energi bisa jadi jadi sebagai kunci keberhasilan penurunan emisi karbon di area dalam Indonesia pada 2060.

Salah dukungan transisi energi ini sanggup dengan strategi multi-pathway, atau memanfaatkan mobil rendah emisi seperti biodisel, ethanol, hybrid, hidrogen lalu juga murni listrik (BEV).

“Ke depan teknologi otomotif terus berkembang, ada hidrogen, BEV, hybrid lalu juga ICE (mesin bakar), masing-masing sanggup berkontribusi menurunkan emisi, bahkan mobil ICE makin tahun teknologinya membantu menurunkan emisi, lalu sewajarnya diberikan support. Hidrogen masih showcase, lalu BEV menuju local product (produksi lokal),” ucap Bob.

Green hydrogen atau hidrogen hijau yang mana digunakan diluncurkan beberapa waktu lalu oleh PLN dari energi baru terbarukan. Bahan bakar ini diklaim mengeluarkan uap air juga tiada meninggalkan residu dalam udara atau menambah emisi karbon.

Hidrogen hijau yang mana dimaksud diproduksi menggunakan sumber dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang mana digunakan terdapat pada area PLTGU Muara Karang. Selain dihasilkan dari PLTS yang tersebut terpasang, hidrogen hijau ini berasal dari pembelian Renewable Energy Certificate (REC) yang mana berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang.

Bahan bakar jenis itu mampu jadi digunakan untuk materi bakar kendaraan, sektor industri, seperti pembuatan baja, produksi beton, pembuatan material kimia, serta juga pupuk.

Kendati demikian, Bob melihat pemanfaatan hidrogen hijau untuk transportasi masih sangat sangat akibat pembuat kebijakan energi masih belum menemui titik terang, biaya pembuatan tinggi hingga kesulitan ketersediaan dispenser materi bakar. Hal ini belum termasuk tarif mobil peminum hidrogen hijau yang masih relatif tinggi.

Bob menegaskan pengaplikasian hidrogen harus bertahap. Pemerintah bisa jadi jadi mendahulukan unsur bakar grey hydrogen. Meski materi bakar ini masih menggunakan minyak fosil, namun Bob mengklaim emisi gas buang yang mana digunakan dihasilkan lebih banyak tinggi rendah melebihi BBM fosil yang tersebut mana dijual saat ini.

“Untuk hidrogen kita jangan terburu-buru seperti ke green hydrogen. Hidrogen, ya grey hydrogen sebab dengan menggunakan hidrogen itu kita membantu menurunkan emisi kalau tidaklah salah yang tersebut itu grey 60 persen tambahan besar baik dari bensin fosil. Itu kesempatan bagaimana menciptakan roadmap, transportasi bisa, industri juga bisa,” ucap Bob.

Mengutip dari jurnal tayang di tempat area sciencedirect, hidrogen dibagi menjadi 3 tipe, yaitu grey hydrogen, blue hydrogen lalu green hydrogen.

Grey hydrogen dari natural gas maupun komponen bakar fosil seperti batu bara, minyak. Jenis ini menghasilkan polusi sebagai gas CO2ke udara.

Blue hydrogen diproduksi dari material baku yang mana yang disebut sejenis dengan grey hydrogen. Namun CO2 yang tersebut mana dihasilkan disimpan pada dalam tanah. Jenis ini bisa saja jadi dimanfaatkan sektor industri.

Green hydrogen merupakan energi hidrogen paling bersih sebab diproduksi secara elektrolisis menggunakan energi terbarukan seperti air, angin atau cahaya matahari serta bukan ada menghasilkan emisi gas karbon.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *